Jumat, 30 April 2010

Study Pustaka Ti, Cr, Mo, W

Titanium (Ti)
Titanium (Ti)
Nomor Atom: 22
Simbol Atom: Ti
Berat Atom: 47.90
Konfigurasi Elektron: [Ar]4s23d2

Karakteristika 22Ti47.88

Konfigurasi elektron [Ar]4s23d2
Massa atom relatif 47,88 gr/mol
Titik lebur(C) 1.660oC
Titik didih(C) 3.287oC
Densitas 4.54gr/cm3
Tingkat oksidasi 2, 3, atau 4
Keelektronegatifan 1.3

Sejarah
(Latin: titans, anak pertama bumi dalam mitologi romawi) Ditemukan oleh Gregor di tahun 1791 dan dinamakan oleh Klaproth di tahun 1795. Titanium yang tidak murni dipersiapkan oleh Nilson dan Pettersson di tahun 1887, tetapi unsur yang murni tidak dibuat sampai pada tahun 1910 oleh Hunter dengan cara memanaskan TiCl4 dengan natrium dalam bom baja.

Sumber
Titanium ditemukan di meteor dan di dalam matahari. Bebatuan yang diambil oleh misi Apollo 17 menunjukkan keberadaan TiO2 sebanyak 12,1%. Garis-garis titanium oksida sangat jelas terlihat di spektrum bintang-bintang tipe M. Unsur ini merupakan unsur kesembilan terbanyak pada kerak bumi. Titanium selalu ada dalam igneous rocks (bebatuan) dan dalam sedimen yang diambil dari bebatuan tersebut. Ia juga terdapat dalam mineral rutile, ilmenite dan sphene dan terdapat dalam titanate dan bijih besi. Titanium juga terdapat di debu batubara, dalam tetumbuhan dan dalam tubuh manusia. Logam ini hanya dikutak-kutik di laboraturium sampai pada tahun 1946, Kroll menunjukkan cara memproduksi titanium secara komersil dengan mereduksi titanium tetraklorida dengan magnesium. Metoda ini yang dipakai secara umum saat ini. Selanjutnya logam titanium dapat dimurnikan dengan cara medekomposisikan iodanya.

Sifat-sifat
Titanium adalah logam transisi bewarna putih keperakan, yang bersifat ringan dan kuat dan mempunyai lambang kimia Ti. Selain itu, titanium juga memiliki massa jenis yang rendah, keras tahan karat, dan mudah diproduksi. Titanium tidak reaktif diudara karena memilki lapisan oksida dan nitrida sebagai pelindung. Titanium merupakan satu-satunya logam yang terbakar dalam nitrogen dan udara. Titanium juga memiliki resistansi terhadap asam sulfur dan asam hidroklorida yang larut, kebanyakan asam organik lainnya, gas klor dan air klor. Titanium murni menjadi radioaktif setelah dibombardir dengan deuterons( inti dari sebuah atom deterium). Radiasi yang dihasilkan adalah positrons dan sinar gamama. Logam ini dimorphic. Bentuk alfa heksagonal berubah menjadi bentuk beta kubus secara perlahan-lahan pada suhu 880 derajat Celcius. Logam ini terkombinasi dengan oksigen pada suhu panas merah dan dengan klor pada suhu 550 derajat Celcius. Logam titanium tidak bereaksi dengan fisiologi tubuh manusia (physiologically inert). Titanium oksida murni memiliki indeks refraksi yang tinggi dengan dispersi optik yang lebih tinggi daripada berlian. Logam ini tahan pengikisan 20 kali lebih besar daripada logam campuran tembaga nikel. Batu permata titania lebih tampak cemerlang dari intan apabila dipotong dan dipoles dengan baik. Titanium membentuk ion titanium (III),Ti3+ yang berwarna lembayung dan ion titanium(IV). Ti4+ tak berwarna. Ion titanium(III) agak tak stabil dan mudah doiksidasi menjadi titanium(IV) dalam larutan air. Ion titanium(IV) berda hanya dalam larutan yang bersifat sangat asam; ia cenderung terhidrolisis membentuk mula-mula ion titanil. TiO2+, jika keasaman larutan diturunkan; belakangan, titanium(IV) hidroksida diendapkan. Dalam pekerjaan analisis, ion-ion titanium(IV) secara normal tak dijumpai.

Proses Pembuatan Titanium
Titanium dialam terdapat dalam bentuk bijih seperti rutil (TiO2) dan ilmenit ( FeTiO3). Walau melimpah dibumi, namun untuk mendapatkan unsur ini membutuhkan proses yang panjang dan dengan biaya yang mahal. Salah satu metode yang digunakan dalam proses pembuatan titanium adalah Metode Kroll yang banyak menggunakan klor dan karbon. Hasil reaksinya adalah titanium tetraklorida yang kemudian dipisahkan dengan besi triklorida dengan menggunakan proses distilasi. Senyawa titanium tetraklorida, kemudian direduksi oleh magnesium menjadi logam murni. Udara dikeluarkan agar logam yang dihasilkan tidak dikotori oleh unsur oksigen dan nitrogen. Sisa reaksi adalah antara magnesium dan magnesium diklorida yang kemudian dikeluarkan dari hasil reaksi menggunakan air dan asam klorida sehingga meninggalkan spons titanium. Spon ini akan mencair dibawah tekanan helium atau argon yang pada akhirnya membeku dan membentuk batangan titanium murni.

Isotop
Titanium alami memiliki lima isotop dengan masa atom dari 46 sampai 50. Semuanya stabil. Ada delapan isotop titanium yang labil.

Kegunaan
Titanium sangat penting sebagai agen campuran logam dengan aluminium, molibdenum, manggan, besi dan beberapa logam lainnya. Campuran logam titanium digunakan terutama untuk bahan pesawat terbang dan misil, dimana logam ringan, kuat dan tahan suhu tinggi diperlukan. Titanium sekuat baja, tetapi 45% lebih ringan. Ia 60% lebih berat daripada aluminium, tetapi dua kali lebih kuat. Titanium memiliki kegunaan potensial di pabrik desalinasi untuk mengkonversi air laut menjadi air tawar. Logam ini memiliki resistansi yang baik terhadap air laut dan digunakan untuk baling-baling kapal dan bagian kapal lainnya yang terekspos pada air asin. Anoda titanium yang dilapisi platinum telah digunakan untuk memberikan perlindungan dari korosi air garam. Titanium diproduksi secara buatan untuk permata. Safir dan rubi menunjukkan asterism sebagai hasil keberadaan TiO2. Titanium dioksida sangat banyak digunakan untuk cat rumah dan cat lukisan karena permanen dan memilki sifat penutup yang baik. Pigmen titanium oksida merupakan aplikasi yang terbanyak untuk unsur ini. Cat titanium merupakan reflektor sinar infra yang sangat bagus dan banyak digunakan pada tempat-tempat pengamatan matahari (solar observatories) dimana panas dapat mengganggu pengamatan. Titanium tetraklorida digunakan untuk mengiridasi gelas. Senyawa ini mengeluarkan asap tebal di udara.

Manfaat Titanium
• Bidang Transportasi
Karena sifatnya yang ringan, tidak mudah berkaratdan memiliki konduktivitas yang baik, maka titanium ini sangat baik digunakan sebagai bahan pembuatan badan pesawat terbang, pesawat ruang angkasa dan kapal selam.
• Bidang industri
Dapat digunakan untuk pipa saluran dan peralatan militer.
• Natrium titanat
Dapat digunakan untuk pesawat televise, radar, mikrofon dan fonograf.
• Titanium tetraklorida
Dapat digunakan untuk mordan (pengikat) pada pewarnaan.
• Titanium Oksida
Dapat digunakan untuk pembuatan batang las, email porselen, karet, kertas dan tekstil.
• Titania
Dapat digunakan untuk perhiasan (batu titania).

Uji Identifikasi Titanium
1. Dengan larutan NaOH membentuk endapan berwarna putih Ti(OH)4. Jika dalam keadaan dingin ini hampir tak larut dalam regensia berlebih, tetapi larut dalam asam mineral. Jika pengendapan berlangsung dalam keadaan panas, dikatakan akan terbentuk asam metatitaniat,H2TiO3 atau TiO.(OH)2, yang sangat sedikit larut dalam asam encer. Tatrat dan sitrat menghambat pengendapan.
2. Dengan larutan natrium fosfat akan membentuk endapam putih TI(HPO4)3.
3. Dengan Zink, Kadmium atau timah, bila salah satu dari logam-logam ini ditambahkan kepda larutan asam (lebih baik asam klorida) dari suatu garam titanium(IV), dihasilkan warna lembayung, yang disebabkan oleh reduksi menjadi ion titanium(III), tak terjadi reduksi dengan belerang dioksida atau dengan hidrogen sulfida.
4. Dengan florida memutihkan warna (terbentuk ion-ion [TiF6]2- yang stabil), sedangkan jumlah-jumlah yang besar dari nitrat, klorida, bromida, dan asetat maupun ion-ion yang berwarna, akan mengurangi kepekaan uji ini. Berkurang kuatnya pewarnaan kuning pada penambahan amonium florida, menunjukan adanya titanium.
5. Dengan Regensia kupferon akan terbentuk endapan kuning berupa gumpalan seperti kapas dari garam titanium, Ti(C6H5O2N2)4.












KROM
Ion yang paling sederhana dalam bentuk krom dalam larutan adalah ion heksaaquokrom(III) – [Cr(H2O)6]3+.Keasaman ion heksaaquo

Biasanya dengan ion 3+, ion heksaaquokrom(III) agak asam ? dengan pH pada larutan tertentu antara 2 -3.

Ion bereaksi dengan molekul air dalam larutan. Ion hidrogen terlepas dari salah satu ligan molekul air:

Ion kompleks berperan sebagai asam dengan memberikan ion hidrogen kepada molekul air dalam larutan. Air, sudah tentu, berperan sebagai basa yang menerima ion hidrogen.

Karena keberadaan air ada berasal dari dua sumber yang berbeda cukup membingungkan (dari ligan dan larutan), maka lebih mudah menyederhanakannya seperti berikut ini:

Akan tetapi, jika kamu menuliskannya seperti ini, harus diingat bahwa ion hidrogen tidak terletak pada ion kompleks. Ion hidrogen tertarik oleh molekul air dalam larutan. Sewaktu-waktu kamu dapat menulis "H+(aq)" yang dimaksud sebenarnya adalah ion hidroksonium, H3O+.
Reaksi pertukaran ligan yang melibatkan ion klorida dan ion sulfat

Warna ion heksaaquokrom(III) sulit ”untuk dilukiskan” karena berwarna ungu-biru-abu. Akan tetapi, ketika diproduksi melalui reaksi dalam tabung reaksi, ion ini berwarna hijau.

Kita selalu menggambarkan ion hijau sebagai Cr3+(aq) – secara tidak langsung ion heksaaquokrom(III). Hal ini sebenarnya adalah suatu penyederhanaan.
Apa yang terjadi jika salah satu atau lebih ligan molekul air dapat digantikan oleh ion negatif yang dalam larutan ? khususnya sulfat atau klorida.
Penggantian air oleh ion sulfat

Kamu dapat melakukan hal ini secara sederhana dengan memanaskan larutan krom(III) sulfat.

Satu molekul air digantikan oleh ion sulfat. Perhatikan perubahan muatan pada ion. Dua muatan positif dibatalkan oleh keberadaan dua muatan negatif pada ion sulfat.

Penggantian air oleh ion klorida

Pada saat adanya ion klorida (sebagai contoh dengan krom(III) klorida), warna yang biasanya dapat dilihat adalah hijau. Hal ini terjadi ketika dua molekul air digantikan oleh ion klorida untuk menghasilkan ion tetraaquodiklorokrom(III) – [Cr(H2O)4Cl2]+.
Sekali lagi, perhatikan bahwa penggantian molekul air oleh ion klorida mengubah muatan pada ion.
Reaksi ion heksaaquokrom(III) dengan ion hidroksida

Ion hidroksida (dari, katakanlah, larutan natrium hidroksida, NaOH) dapat menghilangkan ion hidrogen dari ligan air kemudian didempetkan pada ion krom.

Sekali waktu ion hidrogen dapat dihilangkan dari tiga molekul air, kamu akan memperoleh kompleks yang tidak bermuatan – komplek netral. Kompleks netral ini tidak larut dalam air dan endapan terbentuk.

Tetapi proses tidak berhenti sampai disini. Ion hidrogen yang lebih benyak akan dihilangkan untuk menghasilkan ion seperti [Cr(H2O)2(OH)4]- dan [Cr(OH)6]3-.
Sebagai contoh:

Endapan larut kembali karena ion tersebut larut dalam air.

Pada tabung reaksi, perubahan warna yang terjadi adalah:

Reaksi ion heksaaquokrom(III) dengan larutan amonia

Amonia dapat berperan sebagai basa maupun sebagai ligan. Dengan jumlah amonia yang sedikit, ion hidrogen tertarik oleh ion heksaaquo seperti pada kasus ion hidroksida untuk menghasilkan kompleks netral yang sama.

Endapan tersebut larut secara luas jika kamu menambahkan amonia berlebih (terutama jika amonianya pekat). Amonia menggantikan air sebagai ligan untuk menghasilkan ion heksaaminkrom(III).

Perubahan warna yang terjadi adalah:

Reaksi ion heksaaquokrom(III) dengan ion karbonat

Jika kamu menambahkan larutan natrium karbonat pada larutan ion heksaaquokrom(III), kamu akan memperoleh endapan yang sama jika kamu menambahkan larutan natrium hidroksida atau larutan amonia.

Pada saat seperti ini, ion karbonat ion yang menghilangkan ion hidrogen dari ion heksaaquo dan menghasilkan kompleks netral.

Berdasarkan pada proporsi ion karbonat dan ion heksaaqua, kamu akan memperoleh salah satu diantara ion hidrogenkarbonat atau gas karbon dioksida dari reaksi antara ion hidrogen dan ion karbonat. Persamaan hasil bagi menunjukkan lebih memungkinkan terjadinya pembentukan karbon dioksida:

Selain karbon dioksida, tidak terjadi sesuatu yang baru pada reaksi ini:

Oksidasi krom(III) menjadi krom(VI)

Sebagai akibat dari penambahan larutan natrium hidroksida pada ion heksaaquokrom(III) menghasilkan larutan ion heksahidroksokromat(III) yang berwarna hijau.

Larutan ion heksahidroksokromat(III) yang berwarna hijau kemudian di oksidasi dengan memanaskan larutan tersebut dengan larutan hidrogen peroksida. Setelah itu kamu akan memperoleh larutan berwarna kuning terang yang mengandung ion kromat(VI).

Persamaan untuk tahap oksidasi adalah:

Beberapa sifat kimia krom(VI)

Kesetimbangan kromat(VI)-dikromat(VI)

Kamu mungkin lebih terbiasa dengan ion dikromat(VI) yang berwarna jingga, Cr2O72-, dibandingkan dengan ion kromat(VI) yang berwarna kuning, CrO42-.
Perubahan antara keduanya adalah sesuatu hal yang mudah:

Jika kamu menambahkan asam sulfat encer pada larutan yang berwarna kuning maka larutan tersebut akan berubah menjadi berwarna jingga. Jika kamu menambahkan natrium hidroksida ke dalam larutan jingga maka larutan tersebut berubah menjadi kuning.

Reaksi kesetimbangan pada pusat interkonversi adalah:

Jika kamu menambahkan ion hidrogen berlebih, kesetimbangan bergeser ke kanan. Hal ini sesuai dengan prinsip Le Chatelier.

Jika kamu menambahkan ion hidroksida, maka ion hidroksida akan bereaksi dengan ion hidrogen. Kesetimbangan cenderung ke arah kiri untuk menggantikannya.

Pembuatan kristal dikromat(VI)

Kristal kalium dikromat dapat dibuat dengan mengkombinasikan reaksi yang akan kita lihat pada halaman ini.

Berawal dari sumber ion kromium(III) seperti larutan kromium klorida:

Kamu tambahakan larutan kalium hidroksida untuk menghasilkan endapan hijau-biru dan kemudian larutan hijau tua yang mengandung ion [Cr(OH)6]3- Hal ini akan dijelaskan dengan lebih mendalam pada halaman berikutnya. Harap diperhatikan bahwa kamu harus menggunakan kalium hidroksida. Jka kamu menggunakan natrium hidroksida, maka akan berakhir dengan pembentukan natrium dikromat(VI).

Sekarang kamu oksidasi larutan ini dengan cara memanaskannya dengan menggunakan larutan hidrogen peroksida. Larutan berubah menjadi kuning menunjukkan pembentukan kalium kromat(VI). Reaksi ini juga dijelaskan secara lebih mendalam pada halaman berikutnya.

Semua yang berada pada bagian sebelah kiri mengubah larutan kalium kromat(VI berwarna kuning menjadi larutan kalium dikromat(VI) yang berwarna jingga. Kamu dapat mengingatnya bahwa hal ini terjadi dengan penambahan asam. Hal ini untuk mengingatkan bagian yang telah disebut di atas jika kamu melupakannya.

Sayangnya terdapat sebuah masalah. Kalium dikromat akan bereaksi dengan kelebihan hidrogen peroksida kemudian selanjutnya memberikan prakarsa pada pembentukan larutan biru tua yang tidak stabil dan sejak itu terbentuk ion kromium(III) lagi! Untuk memecahkan masalah ini, kamu terlebih dahulu harus menghilangkan kelebihan hidrogen peroksida.

Hal ini dapat dilakukan dengan mendidihkan larutan. Hidrogen peroksida terdekomposisi pada pemanasan dengan menghasilkan air dan oksigen. Larutan dididihkan sampai tidak terbentuk lagi gelembung gas oksigen yang dihasilkan. Larutan dipanaskan lebih lanjut untuk memekatkannya, dan kemudian asam etanoat pekat ditambahkan untuk mengasamkannya. Kristal kalium dikromat yang berwarna jingga terbentuk melalui proses pendinginan.

Reduksi ion dikromat(VI) dengan seng dan asam

Ion dikromat(VI) (sebagai contoh, pada larutan kalium dikromat(VI)) dapat di reduksi menjadi ion krom(III) dan kemudian menjadi ion krom(II) dengan menggunakan seng dan salah satu diantara asam sulfat encer atau asam klorida.

Hidrogen dihasilkan dari reaksi antara seng dengan asam. Hidrogen harus dibiarkan keluar, tetapi kamu perlu untuk tetap menjaga agar udara tidak terlibat dalam reaksi. Oksigen di udara me-re-oksidasi krom(II) menjadi krom(III) dengan cepat.

Suatu hal yang mudah untuk meletakkan sedikit kapas mentah pada bagian atas labu (atau tabung reaksi) selama kamu mengunakannya. Hal ini dilakukan untuk menyediakan jalan keluar bagi hidrogen, tetapi menghentikan udara yang mengalir berlawanan dengan aliran hidrogen.

Alasan untuk membubuhkan tanda kutip pada ion krom(III) adalah untuk penyederhanaan. Khuluk yang pasti yang dimiliki oleh ion kompleks akan tergantung pada asam yang kamu gunakan pada proses reduksi. Hal ini sudah didiskusikan pada bagian awal halaman ini.
Persamaan untuk dua tahap reaksi adalah:

Untuk reduksi dari +6 menjadi +3:

Untuk reduksi dari +3 menjadi +2:

Penggunaan kalium dikromat(VI) sebagai agen pengoksidasi pada kimia organik

Larutan Kalium dikromat(VI) yang diasamkan dengan asam sulfat encer biasa digunakan sebagai agen pengoksidasi pada kimia organik. Hal ini beralasan karena larutan kalium dikromat(VI) yang diasamkan dengan asam sulfat encer merupakan agen pengoksidasi yang kuat disamping memiliki kekuatan yang mampu menjadikan senyawa organik menjadi terpotong-potong! (larutan kalium manganat(VII) juga memberikan kecenderungan yang sama).

Larutan Kalium dikromat(VI) yang diasamkan dengan asam sulfat encer digunakan untuk:
• Mengoksidasi alkohol sekunder menjadi keton;
• Mengoksidasi alkohol primer menjadi aldehid;
• Mengoksidasi alkohol primer menjadi asam karboksilat;
Sebagai contoh, dengan etanol (alkohol promer), kamu dapat memperoleh salah satu antara etanal (aldehid) atau asam etanoat (asam karboksilat) tergantung pada kondisinya.
• Jika kelebihan alkohol, dan kamu mendetilasi aldehid yang terbentuk, kamu akan memperoleh etanal sebagai produk utama.
• Jika kelebihan agen pengoksidasi, dan kamu tidak membiarkan bagi produk untuk keluar, sebagai contoh, dengan pemanasan campuran dibawah refluk (pemanasan labu dengan menempatkan kondensor secara vertikal pada leher labu) – kamu akan memperoleh asam etanoat.

Dalam kimia organik, persamaan tersebut sering kali disederhanakan untuk proses pemekatan yang terjadi pada molekul organik. Sebagai contoh, dua yang terakhir dapat ditulis:


Oksigen ditulis dengan kurung kuadrat hanya memberikan arti ”oksigen berasal dari agen pengoksidasi”
Penggunaan reaksi yang sama untuk membuat kristal krom alum

Kamu dapat menemukan krom alum dalam berbagai nama yang berbeda
• Krom alum
• Kalium krom(III) sulfat
• Krom(III) kalium sulfat
• Krom(III) kalium sulfat-12-air
• Krom(III) kalium sulfat dodekahidratchrome alum
…dan beragai variasi yang lain!

Kamu juga akan menemukan berbagai variasi rumus kimia krom alum. Sebagai contoh:
• CrK(SO4)2,12H2O
• Cr2(SO4)3,K2SO4,24H2O
• K2SO4,Cr2(SO4)3,24H2O
Rumus yang pertama hanya salah satu bentuk penulisan dan dapat disusun kembali. Secara pribadi, saya lebih suka yang kedua karena sangat mudah untuk dimengerti tentang apa yang terjadi.

Krom alum dikenal dengan double salt (garam ganda). Jika kamu mencampurkan larutan kalium sulfat dan krom(III) sulfat yang memiliki konsentrasi molar yang sama, larutan akan dikira hanya seperti sebuah campuran. Pencampuran ini memberikan reaksi ion krom(III), ion kalium, dan ion sulfat.
Akan tetapi, jika kamu mengkristalkannya, untuk memperoleh campuran kristal kalium sulfat dan krom(III) sulfat, larutan akan mengkristal sebagai kristal yang berwarna ungu tua. Itulah ”krom alum”.

Kristal krom alum dapat dibuat dengan mereduksi larutan kalium dikromat(VI) yang telah diasamkan dengan menggunakan etanol, dan kemudian kristalisasi larutan yang dihasilkan.

Dengan asumsi kamu dapat mengunakan kelebihan etanol, produk organik utama yang akan diperoleh adalah etanal – dan kita perhatikan persamaan di bawah ini:

Persamaan ionik jelas tidak mengandung ion spektator, kalium dan sulfat. Lihat kembali melalui persamaan lengkap:

Jika kamu memperhatikan baris paling atas pada sisi kanan persamaan, kamu akan melihat bahwa krom(III) sulfat dan kalium sulfat diproduksi secara pasti pada proporsi bagian kanan untuk memperolah double salt.

Apa yang kamu lakukan, kemudian, adalah:
Kamu awali dengan larutan kalium dikromat(VI) yang telah ditambahkan sedikit asam sulfat pekat. Larutan kemudian didinginkan dengan meletakkannya dalam es.

Kelebihan etanol ditambahkan secara perlahan sambil diaduk dengan kenaikan suhu yang tidak terlalu tinggi.
Ketika semua etanol telah ditambahkan, larutan dibiarkan sepanjang malam, lebih baik dalam lemari pendingin, untuk kristalisasi. Kristal dipisahkan dari larutan sisa, dicuci dengan sedikit air murni dan kemudian dikeringkan dengan kertas saring.

Penggunaaan kalium dikromat(VI) sebagai agen pengoksidasi dalam titrasi

Kalium dikromat(VI) seringkali digunakan untuk menentukan konsentrasi ion besi(II) dalam larutan. Hal ini dilakukan sebagai alternatif penggunaan larutan kalium permanganat(VII).
Pada prakteknya

Berikut ini keuntungan dan kerugian dalam penggunaan kalium dikromat(VI).

Keuntungan:
• Kalium dikromat(VI) dapat digunakan sebagai standar primer. Hal ini berarti bahwa kalium dikromat(VI) dapat dijadikan sebagai larutan stabil yang konsentrasinya diketahui dengan tepat. Hal ini tidak terjadi pada kalium permanganat(VII).
• Kalium dikromat(VI) dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan ion klorida (selama ion klorida tidak berada pada konsentrasi yang sangat tinggi).
• Kalium manganat(VII) mengoksidasi ion klorida menjadi klorin; kalium dikromat(VI) tidak benar-benar cukup kuat sebagai agen pengoksidasi. Hal ini berarti bahwa kamu tidak akan mendapatkan reaksi yang tidak diinginkan dengan larutan kalium dikromat(VI).
Kerugian:
• Kerugian yang paling utama adalah pada perubahan warna. Titrasi kalium manganat(VII) menunjukkan dirinya sendiri. Ketika kamu menyertakan larutan kalium manganat(VII) pada reaksi, larutan menjadi tidak berwarna.
Jika kamu menambahkannya terlalu banyak, larutan menjadi merah muda – dan kamu tahu bahwa kamu telah melewati titik akhir. Sayangnya larutan kalium dikromat(VI) berubah menjadi hijau pada saat kamu memasukkannya ke dalam reaksi, dan disana tidak ada jalan yang memungkinkan bagi kamu untuk mendeteksi perubahan warna ketika kamu menuangkan larutan jingga berlebih pada larutan berwarna hijau yang kuat.
Dengan larutan kalium dikromat(VI) kamu dapat menggunakan indikator terpisah, dikenal dengan redox indicator. Warna berubah melalui kehadiran agen pengoksidasi.
Berikut beberapa contoh indikator – seperti difenil sulfonat. Indikator memberikan warna ungu-biru dengan adanya larutan kalium dikromat(VI) yang berlebih. Akan tetapi, warna menjadi lebih sulit diinterpretasikan dengan munculnya warna hijau yang kuat. Titik akhir titrasi kalium dikromat(VI) tidak mudah untuk dilihat seperti titik akhir kalium manganat(VII).
Perhitungan

Setengah reaksi untuk ion dikromat(VI) adalah:

…dan untuk ion besi(II) adalah:

Penggabungan keduanya memberikan:

Kamu dapat melihat bahwa proporsi reaksi adalah 1 mol ion dikromat(VI) berbanding 6 mol ion besi(II).

Sekali lagi kamu tidak dapat memungkiri bahwa, perhitungan titrasi sama seperti halnya yang lain.
Tes untuk ion kromat(VI) dalam larutan

Secara khusus, kamu dapat perhatikan pada larutan yang mengandung natrium, kalium atau amonium kromat(VI). Sebagian besar kromat sangat larut; beberapa diantaranya dapat kita golongkan tidak larut.
Warna larutan kuning terang menunjukkan bahwa larutan tersebut bermanfaat untuk tes ion kromat.

Tes dengan penambahan asam

Jika kamu menambahkan beberapa larutan asam sulfat encer pada larutan yang mengandung ion kromat(VI), perubahan warna berubah menjadi jingga ion dikromat(VI).

Kamu tidak dapat dapat menggunakan tes ini sebagai tes untuk ion kromat(VI), walau bagaimanapun. Ini mungkin terjadi bahwa kamu memiliki larutan yang mengandung indikator asam-basa yang memiliki perubahan warna yang sama!

Tes dengan penambahan larutan klorida (atau nitrat)

Ion kromat(VI) dapat memberikan endapan kuning barium kromat(VI).


Tes dengan penambahan larutan klorida (atau nitrat)

Ion kromat(VI) dapat memberikan endapan kuning barium kromat(VI).


Kromium adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Cr dan nomor atom 24.
Kromium trivalen (Cr(III), atau Cr3+) diperlukan dalam jumlah kecil dalam metabolisme gula pada manusia. Kekurangan kromium trivalen dapat menyebabkan penyakit yang disebut penyakit kekurangan kromium (chromium deficiency).
Kromium merupakan logam tahan korosi (tahan karat) dan dapat dipoles menjadi mengkilat. Dengan sifat ini, kromium (krom) banyak digunakan sebagai pelapis pada ornamen-ornamen bangunan, komponen kendaraan, seperti knalpot pada sepeda motor, maupun sebagai pelapis perhiasan seperti emas, emas yang dilapisi oleh kromium ini lebih dikenal dengan sebutan emas putih.
Perpaduan Kromium dengan besi dan nikel menghasilkan baja tahan karat.
vanadium ← kromium → mangan

-

Cr

Mo

Tabel periodik


Keterangan Umum Unsur Nama, Lambang, Nomor atom kromium, Cr, 24 Deret kimia logam transisi Golongan, Periode, Blok 6, 4, d Penampilan perak metalik
Massa atom 51.9961(6) g/mol Konfigurasi elektron [Ar] 3d5 4s1 Jumlah elektron tiap kulit 2, 8, 13, 1 Ciri-ciri fisik Fase solid Massa jenis (sekitar suhu kamar) 7.15 g/cm³ Massa jenis cair pada titik lebur 6.3 g/cm³ Titik lebur 2180 K
(1907 °C, 3465 °F) Titik didih 2944 K
(2671 °C, 4840 °F) Kalor peleburan 21.0 kJ/mol Kalor penguapan 339.5 kJ/mol Kapasitas kalor (25 °C) 23.35 J/(mol•K)
Tekanan uap

P/Pa 1 10 100 1 k 10 k 100 k
pada T/K 1656 1807 1991 2223 2530 2942
Ciri-ciri atom Struktur kristal cubic body centered Bilangan oksidasi 6, 4, 3, 2
(strongly acidic oxide) Elektronegativitas 1.66 (skala Pauling) Energi ionisasi
(detil) ke-1: 652.9 kJ/mol ke-2: 1590.6 kJ/mol ke-3: 2987 kJ/mol Jari-jari atom 140 pm Jari-jari atom (terhitung) 166 pm Jari-jari kovalen 127 pm
Sejarah
Ditemukan pada tahun 1797 oleh Vauquelin, yang membuat logam khrom pada tahun berikutnya. Khrom adalah logam berwarna abu-abu, berkilau, keras sehingga memerlukan proses pemolesan yang cukup tinggi.
Sumber
Bijih utama khrom adalah khromit, yang ditemukan di Zimbabwe, Rusia, Selandia Baru, Turki, Iran, Albania, Finlandia, Republik Demokrasi Madagaskar, dan Filipina. Logam ini biasanya dihasilkan dengan mereduksi khrom oksida dengan aluminum.
Kegunaan
Khrom digunakan untuk mengeraskan baja, pembuatan baja tahan karat dan membentuk banyak alloy (logam campuran) yang berguna. Kebanyakan digunakan dalam proses pelapisan logam untuk menghasilkan permukaan logam yang keras dan indah dan juga dapat mencegah korosi. Khrom memberikan warna hijau emerald pada kaca. Khrom juga luas digunakan sebagai katalis.
Industri refraktori menggunakan khromit untuk membentuk batu bata, karena khromit memiliki titik cair yang tinggi, pemuaian yang relatif rendah dan kstabilan struktur kristal.
Senyawa
Senyawa komponen khrom berwarna. Kebanyakan senyawa khromat yang penting adalah natrium dan kalium, dikromat, dan garam dan ammonium dari campuran aluminum dengan khrom . Dikhromat bersifat sebagai zat oksidator dalam analisis kuantitatif, juga dalam proses pemucatan kulit.
Senyawa lainnya banyak digunakan di industri; timbal khromat berwarna kuning khrom, merupakan pigmen yang sangat berharga. Senyawa khrom digunakan dalam industri tekstil sebagai mordan atau penguat warna. Dalam industri penerbangan dan lainnya,senyawa khrom berguna untuk melapisi aluminum.
Penanganan
Senyawa Khrom beracun dan harus ditangani dengan peralatan keselamatan kerja yang layak.
• Simbol: Cr
• Radius Atom: 1.3 Å
• Volume Atom: 7.23 cm3/mol
• Massa Atom: 51.996
• Titik Didih: 2945 K
• Radius Kovalensi: 1.18 Å
• Struktur Kristal: bcc
• Massa Jenis: 7.19 g/cm3
• Konduktivitas Listrik: 7.9 x 106 ohm-1cm-1
• Elektronegativitas: 1.66
• Konfigurasi Elektron: [Ar]3d5 4s1
• Formasi Entalpi: 20 kJ/mol
• Konduktivitas Panas: 93.7 Wm-1K-1
• Potensial Ionisasi: 6.766 V
• Titik Lebur: 2130 K
• Bilangan Oksidasi: 6,3,2
• Kapasitas Panas: 0.449 Jg-1K-1
• Entalpi Penguapan: 339.5 kJ/mol
Pembuatan krom
Ditemukan pada tahun 1797 oleh Vauquelin, yang membuat logam khrom pada tahun berikutnya. Khrom adalah logam berwarna abu-abu, berkilau, keras sehingga memerlukan proses pemolesan yang cukup tinggi.
Bijih utama khrom adalah khromit, yang ditemukan di Zimbabwe, Rusia, Selandia Baru, Turki, Iran, Albania, Finlandia, Republik Demokrasi Madagaskar, dan Filipina. Logam ini biasanya dihasilkan dengan mereduksi khrom oksida dengan aluminum.
Khrom digunakan untuk mengeraskan baja, pembuatan baja tahan karat dan membentuk banyak alloy (logam campuran) yang berguna. Kebanyakan digunakan dalam proses pelapisan logam untuk menghasilkan permukaan logam yang keras dan indah dan juga dapat mencegah korosi. Khrom memberikan warna hijau emerald pada kaca. Khrom juga luas digunakan sebagai katalis.
Industri refraktori menggunakan khromit untuk membentuk batu bata, karena khromit memiliki titik cair yang tinggi, pemuaian yang relatif rendah dan kstabilan struktur kristal.
Senyawa komponen khrom berwarna. Kebanyakan senyawa khromat yang penting adalah natrium dan kalium, dikromat, dan garam dan ammonium dari campuran aluminum dengan khrom . Dikhromat bersifat sebagai zat oksidator dalam analisis kuantitatif, juga dalam proses pemucatan kulit.
Senyawa lainnya banyak digunakan di industri; timbal khromat berwarna kuning khrom, merupakan pigmen yang sangat berharga. Senyawa khrom digunakan dalam industri tekstil sebagai mordan atau penguat warna. Dalam industri penerbangan dan lainnya,senyawa khrom berguna untuk melapisi aluminum.
Senyawa Khrom beracun dan harus ditangani dengan peralatan keselamatan kerja yang layak.
Identifikasi krom
Identifikasi ion krom (larutan uji CrCl3 0,25 M)
a. Ditambahkan larutan amonia ke dalam larutan uji, maka akan terbentuk endapan berbentuk gelatin berwarna hijau keabu-abuan dari Cr(OH)3 yang larut dengan penambahan pereaksi berlebih sehingga larutan berwarna ungu.

b. Ditambahkan larutan natrium karbonat ke dalam larutan uji, maka akan terbentuk endapan hijau keabu-abuan dari Cr(OH)3.

• Setelah larutan uji CrCl3 yang berwarna hijau ditambahkan NH3, terbentuk endapan berwarna hijau keabu-abuan dan berbentuk seperti gelatin.
Endapan hijau keabu-abuan dari Cr(OH)3

• Setelah ditambahkan NH3 berlebih, endapan menjadi larut dan terbentuk larutan berwarna ungu.
Endapan Cr(OH)3 + NH3


• Setelah larutan uji CrCl3 yang berwarna hijau ditambahkan Na2CO3 terbentuk endapan berwarna hijau keabu-abuan.














Sifat-sifat umum
Nama, simbol, nomor
molybdenum, Mo, 42
Deret kimia
logam transisi


Massa atom
95,94 g / mol -1

Konfigurasi elektron
[Kr] 5s 1 4d 5

Jumlah elektron tiap kulit
2, 8, 18, 13, 1 (Image)






Sifat fisik
Fase
solid padat

Kepadatan (dekat suhu kamar)
10,28 g / cm -3

Cair kepadatan di mp
9,33 g / cm -3
Titik lebur
2896 K, 2623 ° C,
4753 ° F

Titik didih
4.912 K, 4.639 ° C,
8382 ° F

Kalor peleburan
37,48 kJ / mol -1

Kalor penguapan
617 kJ / mol -1

Kapasitas panas spesifik
(25 ° C) 24,06 J • mol -1 • K -1
Tekanan uap

P /Pa 1 10 100 1 k 10 k 100 k
pada T / K 2742 2994 3312 3707 4212 4879



Molibdenum dari Neo-Molybdaenum Latin, dari Yunani Kuno molybdos, yang berarti memimpin,merupakan Grup 6 unsur kimia dengan simbol Mo dan nomor atom 42
Ciri-ciri atom
Oksidasi
6, 5, 4, 3, 2, 1 [1], -1, -2
(strongly acidic oxide)

Elektronegativitas
2,16 (skala Pauling)
Energi ionisasi
Ke-1: 684,3 kJ / mol -1

Ke-2: 1560 kJ / mol -1
Ke-3: 2618 kJ / mol -1
Jari-jari atom
139 pm

Jari-jari kovalen
154 ± 5
Unsure ini mudah dibentuk , keras, stabil karbida, dan karena itu sering digunakan dalam kekuatan-tinggi paduan logam. Molibdenum tidak terdapat sebagai logam bebas di alam, melainkan di berbagai negara di oksidasi dalam mineral. Industri, senyawa molibdenum digunakan dalam tekanan tinggi dan suhu tinggi, sebagai pigmen dan katalis.
Mineral molibdenum telah lama diketahui, tetapi unsur ini "ditemukan" (dalam arti membedakan sebagai entitas baru dari garam mineral logam lain) pada tahun 1778 oleh Carl Wilhelm Scheele. Logam pertama kali diisolasi pada tahun 1781 oleh Peter Jacob Hjelm.
Sebagian besar senyawa molibdenum rendah kelarutan dalam air, tetapi ion molybdate MoO 2-4 dapat larut dan akan membentuk jika mengandung mineral molibdenum dalam kontak dengan oksigen dan air. Hal ini, pada gilirannya memungkinkan nitrogen biologis didorong fertilisasi lautan, dan dengan demikian perkembangan organisme yang lebih kompleks. Urutan
ini mungkin penting dalam sejarah kehidupan, karena mengandung enzim molibdenum kemudian menjadi katalis yang paling penting yang digunakan oleh beberapa bakteri untuk masuk ke atom molekul atmosfer nitrogen, sehingga biologis nitrogen fiksasi. Teori-teori baru-baru ini menunjukkan bahwa pelepasan oksigen oleh kehidupan awal penting dalam samudra awal, di mana ia digunakan sebagai katalis oleh organisme bersel tunggal. Urutan ini mungkin penting dalam sejarah kehidupan, karena mengandung enzim molibdenum kemudian menjadi katalis yang paling penting yang digunakan oleh beberapa bakteri untuk masuk ke atom molekul atmosfer nitrogen, sehingga biologis nitrogen fiksasi. Hal ini, pada gilirannya memungkinkan nitrogen biologis didorong fertilisasi lautan, dan dengan demikian perkembangan organisme yang lebih kompleks.
Sekurang-kurangnya 50 molibdenum-mengandung enzim yang sekarang dikenal di bakteri dan hewan, walaupun hanya cyanobacterial bakteri dan enzim yang terlibat dalam fiksasi nitrogen. Karena fungsi beragam sisa enzim, molibdenum adalah elemen yang diperlukan untuk kehidupan di organisme yang lebih tinggi (eukariot), walaupun tidak di semua bakteri.
A. Kelimpahan
54 molybdenum adalah unsur paling berlimpah dalam kerak bumi dan ke-25 unsur paling berlimpah di lautan, dengan rata-rata 10 bagian per miliar; itu adalah ke-42 unsur paling berlimpah di alam semesta. Orang Rusia Luna 24 misi menemukan sebuah bantalan molibdenum-butir (1 × 0,6 μm) dalam pyroxene fragmen yang diambil dari Mare Crisium di Bulan.
Terbesar di dunia produsen bahan molibdenum adalah Amerika Serikat, Cina, Chili, Peru dan Kanada. Meskipun molibdenum ditemukan dalam seperti mineral sebagai wulfenite (PbMoO 4) dan powellite (CaMoO 4), sumber komersial utama molibdenum adalah molybdenite (Mo S 2). Molibdenum ditambang sebagai bijih utama, dan juga ditemukan sebagai hasil sampingan dari tambang tembaga dan tungsten. Pertambangan besar di Colorado (seperti Henderson tambang dan yang sekarang tidak aktif Climax tambang) dan di British Columbia hasil molybdenite sebagai produk utama mereka, sementara banyak porphyry copper deposit seperti Bingham Canyon Mine di Utah dan Chuquicamata tambang di bagian utara Chili menghasilkan molibdenum sebagai produk sampingan dari pertambangan tembaga.

B. Karakteristik
Dalam bentuk murni, molybdenum adalah logam berwarna putih perak dengan Skala Mohs 5,5. Mo memiliki titik lebur dari 2.623 ° C (4753 ° F); dari unsur-unsur alami, hanya tantalum, osmium, rhenium, tungsten dan karbon memiliki titik leleh yang lebih tinggi. Molibdenum hanya luka bakar pada temperatur di atas 600 ° C (1.112 ° F). ini memiliki salah satu yang terendah koefisien ekspansi termal yang digunakan secara komersial di antara logam. Tarik kekuatan dari kabel molibdenum meningkat sekitar 3 kali dari sekitar 10-30 GPa ketika mereka berkurang dari ~ diameter 50-100 nm sampai 10 nm.


Isotop
Isotop dari molibdenum :
Ada 35 dikenal isotop dari molibdenum berkisar di massa atom 83-117, serta empat metastabil isomer nuklir. Tujuh isotop terjadi secara alami, dengan massa atom 92, 94, 95, 96, 97, 98 dan 100. Dari isotop alami ini, hanya molibdenum-92 dan molibdenum-100 tidak stabil. Semua tidak stabil isotop molibdenum pembusukan ke dalam isotop niobium, technetium dan ruthenium. Molibdenum-98 adalah yang paling banyak isotop, yang terdiri dari 24,14% dari seluruh molibdenum.

C. Pembuatan Mo
Yang pertama molybdenite dipanaskan sampai suhu 700 ° C (1292 ° F) dan sulfida dioksidasi ke molibdenum (VI) oksida melalui udara: [13]
2 MoS 2 + 7 O 2 → 2 MoO 3 + 4 SO 2 2 MOS 2 + 7 O 2 → 2 MoO 3 + 4 SO 2
Bijih yang teroksidasi kemudian baik dipanaskan hingga 1.100 ° C (2010 ° F) untuk menghaluskan oksida, atau kehabisan dengan amonia yang bereaksi dengan molibdenum (VI) oksida untuk membentuk larut air molybdates:
MoO 3 + 2 NH 4 OH → (NH 4 ) 2 (MoO 4 ) + H 2 O MoO 3 + 2 NH 4 OH → (NH 4) 2 (MoO 4) + H 2 O
Tembaga, kotoran dalam molybdenite, kurang larut dalam amonia. Untuk benar-benar menghapusnya dari larutan, dapat dopercepat dengan penambahan hidrogen sulfida. Molibdenum yang dihasilkan oleh pengurangan oksida dengan hidrogen, sedangkan produksi baja molibdenum untuk dikurangi dengan reaksi aluminothermic dengan penambahan besi untuk menghasilkan ferromolybdenum.

D. Manfaat senyawa-senyawa Mo
1. Mosi 2 sebagai elemen pemanas
2. Kemampuan molibdenum untuk menahan suhu yang ekstrem tanpa secara signifikan memperluas atau pelunakan berguna dalam membuat aplikasi yang melibatkan panas tinggi, termasuk pembuatan komponen pesawat, kontak listrik, industri motor dan filamen.
3. Molybdenum juga digunakan dalam paduan untuk yang tinggi korosi perlawanan dan weldability. Molibdenum kontribusi ketahanan korosi untuk mengetik 316 stainless steel oleh regangan kisi, meningkatkan energi yang dibutuhkan untuk melarutkan keluar atom besi dari permukaan. Sebagian besar kekuatan-tinggi baja paduan mengandung 0,25% sampai 8% molibdenum. Meskipun porsi kecil seperti itu, lebih dari 43.000 ton molibdenum digunakan sebagai agen paduan setiap tahun dalam baja tahan karat, alat baja, besi cor dan suhu tinggi superalloy
4. Molibdenum disulfida (MOS 2) digunakan sebagai pelumas padat dan tekanan tinggi suhu tinggi (HPHT) antiwear agen Membentuk film yang kuat pada permukaan metalik dan aditif yang umum untuk HPHT gemuk-dalam kasus minyak bencana kegagalan, molibdenum lapisan tipis kontak mencegah bagian-bagian yang dilumasi.
5. Molibdenum trioksida (MoO 3) digunakan sebagai perekat antara enamel dan logam. Lead molybdate (wulfenite) co-dipercepat dengan timah sulfat kromat dan memimpin merupakan pigmen oranye cerah digunakan dengan keramik dan plastik.
6. Bubuk molibdenum digunakan sebagai pupuk untuk beberapa tanaman, seperti kembang kol.
7. Amonium heptamolybdate digunakan dalam prosedur pewarnaan biologi.

E. Identifikasi Mo

1. Asam klorida encer : endapan putih atau kuning, asam molibdat H2MoO4, dari larutan-0larutan pekat, yang larut dalam asam mineral berlebihan.
2. Hidrogen sulfide,: dengan sejumlah kecil gas dan larutan molibdat yang diasamkan, terjadi pewarnaan biru; pengaliran hydrogen sulfide lebih lanjut menghasilakan endapan coklatdari trisulfida,MoS3; endapan ini larut dalm alarutan ammonium sulfida menjadi larutan tang mengandung tiomolibdat,[MoS4]2-, darimana MoS3 diendapkan kembali dengan menambahkan asam. Pengendapan dalam larutan asam tidak sempurna dalam keadaan dingin; pengendapan-pengendapan yang lebih ekstensif diperoleh pada pengaliran gas yang lama ke dalam larutan yang mendidih dan di bawah tekanan. Pengendapan adalah kuantitatif dengan hidrogen sulfida berlebihan pada 0° dengan adanya asan format.
3. Zat-zat pereduksi, mis: zink, larutan timah(II) klorida, mewarnai biru larutan yang diasamkan dengan asam klorida encer ( mungkin disebabkan oleh Mo3+) lalu hijau dan akhirnya coklat.
4. Larutan ammonium tiosianat: pewarnan kuning dalam larutan yang diasamkan dengan asam klorida encer, yang menjadi merah-darah setelah ditambahkan zink atau larutan timah(II) klorida disebabkan terbentuknya heksatiosianatomoblidat(III),[Mo(SCN)6]3-, yang terakhir ini larut dalam eter. Pewarnaan merah terjadi dengan adanya asam fosfat ( perbedaan dengan besi )
5. Larutan natrium fosfat : endapan kristalin kuning, amoniun fosfomolibdat, dengan adanya asam nitrat berlebihan
6. Larutan kalium heksasianoferat(II) : endapan coklat-kemerahan molibdenum heksasianoferat(II), yang tak larut dalm asam mineral encer, tetapi mudah larut dalm larutan alkali hidroksida dan ammonia
7. Reagensia benzoin oksima ( atau reagensia ‘ kupron’): larutan mlobdat dijadikan sangat asam dengan asam sulfat encer, dan 0,5 ml reagensia ditambahkan maka akan terjadi endapan putih.
8. Uji kalium xantat ( atau kalium etil xantogenat ) : bila larutan moblidat diolah dengan sedikit kalium xantat padat, lalu diasamkan dengan asam klorida encer, terjadi pewarnaan merah-ungu
9. Reagensia fenilhidrazina : warna atau endapan merah dihasilkan bila molibdat dan sutu larutan asam dari fenilhidrazina bereaksi.
10. Larutan besi (II) sulfat: warna coklat-kemerahan dengan menambahkan asam mineral encer, warna berubah menjadi biru; warna menjadi lebih pucat dan lebih hijau setelah dipanaskan, tetapi kembali menjadi biru setelah dingin.
11. Ui kering :
a. Manik garam mikroskomik : nyala oksidasi-kuning sampai hijau ketika panas dan tak berwarna ketika dingin; nyala reduksi- coklat bila panas, hijau bila dingin.
b. Uapkan dengan asam sulfat pekat dalam cawan porselen diperoleh massa yang biru( mengandung biru molibdenum). warna biru dihilangkan dengan mengencerkannya dengan air.



Wolfram
Sifat
Tungsten murni adalah logam yang berwarna putih timah hingga abu-abu baja. Tungsten yang sangat murni dapat dipotong dengan gergaji besi dan bisa dibentuk dengan mudah. Dalam keadaan tidak murni, tungsten rapuh dan membutuhkan kerja keras untuk bisa membentuknya. Tungsten memiliki titik cair tertinggi darisemua unsur logam, dan pada suhu 1650oC memiliki kekuatan regang tertinggi. Tungsten teroksidasi di udara dan harus dilindungi bila disimpan pada suhu yang meningkat. Pemuaian akibat panasnya hampir sama dengan kaca borosilikat, yang membuatnya berguna untuk segel dari kaca ke logam.
struktur atom Tungsten
• Atomic Radius : 2.02 Å Atom Volume: 9.53cm 3 / mol
• Covalent Radius : 1.3 Å Kovalen Radius: 1,3 Å
• Cross Section (Thermal Neutron Capture) σ a / barns : 18.3
• Struktur Kristal: Kubus body centered

• Electron Configuration: Konfigurasi elektron:
1s 2 2s 2 p 6 3s 2 p 6 d 10 4s 2 p 6 d 10 f 14 5s 2 p 6 d 4 6s 2

Elektron per Energi Level: 2,8,18,32,12,2
Shell Model


• Ionik Radius: 0,62 Å
• Mengisi Orbital: 5d 4
• Jumlah Elektron (tanpa biaya): 74
• Jumlah Neutron (paling umum / stabil nuklida): 110
• Number of Protons : 74 Jumlah Proton: 74
• Oksidasi Serikat: 6, 5,4,3,2
• Elektron valensi: 5d 4 6s 2
Model Dot elektron

Sifat kima tungsten
• Elektrokimia Ekivalen: 1.1432g/amp-hr
• Elektron Fungsi Kerja: 4.55eV
• Elektronegativitas: 2,36 (Pauling); 1.4 (Allrod Rochow)
• Panas Fusion: 35.4kJ/mol
• Incompatibilities: Tidak kompatibel:
Bromin trifluorida, klorin trifluorida, fluor, yodium pentafluoride
• Potensial Ionisasi
o Pertama: 7,98
• Elektron valensi Potensi (-eV): 140
Sifat Fisik Tungsten
• Massa atom rata-rata: 183,85
• Boiling Point: 5.928 K 5.655 ° C 10.211 ° F
• Koefisien ekspansi termal lineal / K -1: 4.59E -6
• Konduktivitas
Electrical: 0,189 10 6 / cm Ω
T Thermal: 1,74 W / cmK
• Kepadatan: 19.35g/cc @ 300K
• Keterangan:
. Keras, perak-logam putih yang umumnya diperoleh sebagai serbuk abu-abu kusam yang sulit mencair.



• Modulus elastis:
o Massal: 311/GPa
o Kekakuan: 160.5/GPa
o Youngs: 411/GPa
• Entalpi atomisasi: 837 kJ / mol @ 25 ° C
• Entalpi Fusion: 35,23 kJ / mol
• Panas penguapan: 799,1 kJ / mol
• Flammablity Kelas: mudah terbakar
• Freezing Point: lihat titik lebur
• Skala kekerasan
o Brinell: 2570 MN m -2
o Mohs: 7.5
o Vickers: 3.430 MN m -2
• Kalor penguapan: 824kJ/mol
• Melting Point: 3680 K 3407 ° C 6165 ° F
• Molar Volume: 9,5 cm 3 / mol
• Optik pemantulan: 62%
• fisik (pada 20 ° C & 1atm): Solid
• Specific Heat: 0.13J/gK
• Vapor Pressure = 4.27Pa @ 3407 ° C
Peraturan Kesehatan
• Nomor CAS
o 7440-33-7
• RTECS: Y07175000
• OSHA Diizinkan Exposure Limit (PEL)
o Tidak ada batasan yang ditetapkan oleh OSHA
• OSHA PEL dikosongkan 1989
o TWA: 5 mg / m 3
o STEL: 10 mg / m 3
• NIOSH Recommended Exposure Limit (REL)
o TWA: 5 mg / m 3
o STEL: 10 mg / m 3
• Exposure: Penghirupan; Penelanan; Kulit dan / atau kontak mata
• Organ target: mata, kulit, sistem pernapasan, darah
• Tingkat Pada Manusia:
Catatan: data ini mencerminkan tingkat alami dari unsur-unsur dalam manusia biasa, itu TIDAK mewakili tunjangan harian yang direkomendasikan.
o Darah / mg dm -3: 0,001
o Tulang / ppm: 0,00025
o Hati / ppm: n / a
o Otot / ppm: n / a
o Daily Dietary Intake: 0,001-0,015 mg
o Total Misa Dalam Rata-rata. 70kg human: 0.02 mg 70 kg manusia: 0.02 mg
Kelimpahan
Kelimpahan kerak bumi: 1,25 bagian per juta pada berat badan, 0.1 bagian per juta pada tahi lalat
Kelimpahan tata surya: 4 bagian per miliar menurut beratnya, 30 bagian per triliun oleh Biaya, murni: $ 11 per 100g Cost,
Biaya, massal: $ per 100g
Bumi's Crust / ppm: 160,6
Air laut / ppm: 0.000092
Atmosfer / ppm: 411
Matahari (relatif untuk H = 1E 12): 0,28
Pembuatan

Tungsten yang ditemukan di wolframite mineral (zat besi-mangan tungstate, FeWO4/MnWO4), scheelite (kalsium tungstate, (CaWO4), ferberite (FeWO4) dan hübnerite (MnWO4). Ini adalah ditambang dan digunakan untuk memproduksi sekitar 37.400 ton konsentrat tungsten per tahun pada tahun 2000. [27] China memproduksi lebih dari 75% dari jumlah total, dengan sebagian besar produksi yang tersisa datang dari Austria, Bolivia, Portugal, dan Rusia. [27]

Tungsten diekstrak dari bijih dalam beberapa tahap. Bijih besi ini akhirnya diubah ke tungsten (VI) oksida (WO3), yang dipanaskan dengan hidrogen atau karbon untuk menghasilkan bubuk tungsten. [8] Hal ini dapat digunakan dalam keadaan atau ditekan menjadi padat bar.

Tungsten juga dapat diekstraksi oleh pengurangan hidrogen WF6:

WF6 + 3 H2 → W + 6 HF

atau pirolitik dekomposisi: [28]

WF6 → W + 3 F2 (ΔHr = +)
Kegunaan
-Paduan tungsten dan secara luas digunakan untuk filamen dalam gaya yang lebih tua (bukan hemat energi) lampu listrik dan elektronik tabung. Hal ini digunakan untuk membuat paduan logam berat karena kekerasannya. Tungsten ini digunakan untuk aplikasi temperatur tinggi seperti pengelasan.

- Baja kecepatan tinggi (yang dapat memotong bahan pada kecepatan yang lebih tinggi daripada baja karbon), mengandung hingga 18% tungsten.

-Tungsten karbida (WC atau W 2 C) adalah sangat keras dan digunakan untuk membuat latihan. Hal ini juga digunakan untuk perhiasan karena kekerasan dan ketahanan aus.
-Digunakan secara luas di industri elektronik. Dibuat menjadi filamen untuk tabung vakum dan lampu listrik. Juga digunakan pada titik-titik kontak di mobil, las elektroda, nosel roket dan alat pemotong. Dikombinasikan dengan kalsium atau magnesium itu membuat phosphors.
Identifikasi
1. Direaksikan dengan asam klorida encer menghasilkan endapan putih asam tungstat yang berhidrat.
2. Direaksikan dengan asam fosfat menghasilkan endapan putih fosfotungstat,
3. Direaksikan dengan larutan ammonium sulfide menghasilkan endapan coklat tungsten trisulfida jika larutan diasamkan dengan asam klorida encer.
4. Direaksikan dengan larutan timah(II) klorida menghasilkan endapan kuning yang menjadi biru setelah dipanaskan dengan asam klorida pekat.











DAFTAR PUSTAKA

http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/titanium/
http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/tungsten
http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/molibdenum/
http://periodic.lanl.gov/elements/74.html
http://www.sciencelab.com/data/elements/W.shtml
http://www.azom.com/details.asp?ArticleID=1201
http://www.tungsten.com/mtstung.html
http://www.chemicool.com/elements/tungsten.html
http://environmentalchemistry.com/yogi/periodic/W.html&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhg2TvXHYJh7cULYwNaboLO6yRy5Zg
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_anorganik1/logam_transisi/krom-anorganik/
http://karinkapriskilatehupeiory.blogspot.com/2009/11/makalah-fisika-gaya-lorentz.html
http://sugiatazone.blogspot.com/2010/03/identifikasi-kation-secara-basah.html

1 komentar: